Makalah Manajemen Konflik
Mata Kuliah : Konsep Konflik dalam Manajemen Keperawatan
Dosen Pengampu : Ns.Andriyani Mustika N,S.Kep dan Tim
Disusun Oleh :
Kelompok IV
1. Siti Mursidah Ulfah SK.109.173
2. Siti Mutmainah SK.109.174
3. Suprapto AN SK.109.186
4. Suryadi SK.109.187
5. Ulya Alifa SK.109.199
6. Umi Achsaniyatul F SK.109.200
7. Wiwik Fitrianingsih SK.109.210
8. Zahra Azzuhra SK.109.217
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
KENDAL
2011
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah. SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya serta memberikan perlindungandan kesehatan sehingga penulis dapat menyusun makalah dengan judul ”Makalah Manajemen Konflik”.Dimana makalah ini sebagai salah satu syarat untuk memenuhi tugas modul Manajemen Keperawatan I.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa selama penyusunan makalah ini penulis banyak menemui kesulitan dikarenakan keterbatasan referensi dan keterbatasan penulis sendiri. Dengan adanya kendala dan keterbatasan yang dimiliki penulis maka penulis berusaha semaksimal mungkin untuk menyusun makalah dengan sebaik-baiknya.
Dalam kesempatan ini tidak lupa penyusun mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini, diantaranya :
1. Ayah dan Bunda,yang senantiasa memberikan support.
2. Hj. Kunsianah, S.Pd, M.Kes sebagai Ketua STIKES Kendal
3. Ns. Andriyani Mustika N, S.Kep sebagai koordinator dosen pengampu Modul Manajemen Keperawatan I
4. Teman-teman kelompok IV
Sebagai manusia penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak demi perbaikan yang lebih baik dimasa yang akan datang.
Akhirnya semoga makalah ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya, Amin.
Kendal, 20 Desember 2011
Penyusun
BABI
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Dalam sebuah organisai, pekerjaan individual maupun sekelompok pekerja
saling terkait dengan pekerjaan pihak-pihak lain. Ketika suatu konflik muncul di
dalam sebuah organisasi, penyebabnya selalu diidentifikasikan sebagai komunikasi
yang kurang baik. Demikian pula ketika suatu keputusan yang buruk dihasilkan,
komunikasi yang tidak efektif selalu menjadi kambing hitam.
Para manajer bergantung kepada ketrampilan berkomunikasi mereka dalam
memperoleh informasi yang diperlukan dalam proses perumusan keputusan,
demikian pula untuk mensosialisasikan hasil keputusan tersebut kepada pihak-pihak
lain.
Riset membuktikan bahwa manajer menghabiskan waktu sebanyak 80 persen
dari total waktu kerjanya untuk interaksi verbal dengan orang lain.
Ketrampilan memproses informasi yang dituntut dari seorang manajer
termasuk kemampuan untuk mengirim dan menerima informasi ketika bertindak
sebagai monitor, juru bicara (Spekesperson), maupun penyusun strategi.
Sudah menjadi tuntutan alam dalam posisi dan kewajiban sebagai manajer
untuk selalu dihadapkan pada konflik. Salah satu titik pening dari tugas seorang
manajer dalam melaksanakan komunikasi yang efektif didalam organisasi bisnis
yang ditanganinya adalah memastikan bahwa arti yang dimaksud dalam instruksi
yang diberikan akan sama dengan arti yang diterima olh penerima instruksi demikian
pula sebaliknya (the intended meaning of the same). Hal ini harus menjadi tujuan
seorang manejer dalam semua komunikasi yag dilakukannya.
Dalam hal me-manage bawahannya, manajer selalu dihadapkan pada
penentuan tuntuan pekerjaan dari setiap jabatan yang dipegang dan ditangani oleh
bawahannya (role expectaties) dan konflik dapat menimbulkan ketegangan yang
akan berefleksi buruk kepada sikap kerja dan perilaku individual. Manajer yang baik
akan berusaha untuk meminimasasi konsukensi negatif ini dengan cara membuka
dan mempertahankan komunikasi dua arah yang efektif kepada setiap anggota
bawahannya. Disinilah manajer dituntut untuk memenuhi sisi lain dari ketrampilan
interpersonalnya, yaitu kemampuan untuk menangani dan menyelesaikan konflik.
Manajer menghabiskan 20 persen dari waktu kerja mereka berhadapan
dengan konflik. Dalam hal ini, manajer bisa saja sebagai pihak pertama yang
langsung terlibat dalam konflik tersebut, dan bisa saja sebagai pihak pertama yang
langsung terlibat dalam konflik tersebut, dan bisa pula sebagai mediator atau pihak
ketiga, yang perannya tidak lain dari menyelesaikan konflik antar pihak lain yang
mempengaruhi organisasi bisnis maupun individual yang terlibat di dalam organisasi
bisnis yang ditanganinya.
Tulisan ini akan membahas apa yang dimaksud dengan konflik itu sendiri,
bagaimana konflik muncul dalam suatu organisasi, dan yang paling penting, caracara
untuk me-manage dan menyelesaikan konflik yang disebut juga manajemen
konflik.
B.Tujuan Penulisan
Makalah ini dibuat dengan tujuan agar mahasiswa mengetahui,memahami,dan mampu menerapkan Konsep manajemen konfik dalam manajemen keperawatan.
Tujuan dari manajemen konflik termasuk memperluas pengertian tentang masalah,meningkatkan alternatif pemecahan,dan mencapai kesepakatan inya konfldalam keputusan yang dapat dilaksanakan serta keikhlasan terhadap persetujuan yang dibuat.Manajemen konflik menjaga meluasnya konflik,membuat kerja lebih produktif,dan dapat membuat konflik sebagai suatu kekuatan yang positif dan membangun.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi
Konflik adalah ketidak sesuaian paham antara dua anggota atau lebih yang timbul karena fakta bahwa mereka harus membagi dalam mendapatkan sumber daya yang langka atau aktivitas pekerjaan atau karena fakta bahwa mereka memiliki status – status, tujuan – tujuan,nilai – nilai, atau persepsi yang berbeda. (Menurut James,A.F stroner, dan Charles Wanker)
B. Penyebab Terjadinnya konflik
a. Masalah fundamental dalam sebuah organisasi (kekuatan,saran,uang dan penghargaan).
b. Keharusan berbagai sumber daya
c. Alasan fakta atau bukti tidak sesuai dengan sumber daya yang di dapatkan
d. Tujuan utama organisasi tidak tercapai atau ada indikasi gagal
e. Perbedaan nilai – nilai tujuan dan persepsi
C. Kategori Konflik
Menurut James A.F. Stoner dan Charles Wankel dikenal ada lima jenis konflik yaitu konflik intrapersonal, konflik interpersonal, konflik antar individu dan kelompok, konflik antar kelompok dan konflik antar organisasi
1. Konflik Intrapersonal
Konflik intrapersonal adalah konflik seseorang dengan dirinya sendiri. Konflik terjadi bila pada waktu yang sama seseorang memiliki dua keinginan yang tidak mungkin dipenuhi sekaligus.
Sebagaimana diketahui bahwa dalam diri seseorang itu biasanya terdapat hal-hal sebagai berikut:
a. Sejumlah kebutuhan-kebutuhan dan peranan-peranan yang bersaing
b. Beraneka macam cara yang berbeda yang mendorong peranan-peranan dan kebutuhan-kebutuhan itu terlahirkan.
c. Banyaknya bentuk halangan-halangan yang bisa terjadi di antara dorongan dan tujuan.
d. Terdapatnya baik aspek yang positif maupun negatif yang menghalangi tujuan-tujuan yang diinginkan.
Hal-hal di atas dalam proses adaptasi seseorang terhadap lingkungannya acapkali menimbulkan konflik. Kalau konflik dibiarkan maka akan menimbulkan keadaan yang tidak menyenangkan.
Ada tiga macam bentuk konflik intrapersonal yaitu :
a. Konflik pendekatan-pendekatan, contohnya orang yang dihadapkan pada dua pilihan yang sama-sama menarik.
b. Konflik pendekatan – penghindaran, contohnya orang yang dihadapkan pada dua pilihan yang sama menyulitkan.
c. Konflik penghindaran-penghindaran, contohnya orang yang dihadapkan pada satu hal yang mempunyai nilai positif dan negatif sekaligus.
2. Konflik Interpersonal
Konflik Interpersonal adalah pertentangan antar seseorang dengan orang lain karena pertentengan kepentingan atau keinginan. Hal ini sering terjadi antara dua orang yang berbeda status, jabatan, bidang kerja dan lain-lain.
Konflik interpersonal ini merupakan suatu dinamika yang amat penting dalam perilaku organisasi. Karena konflik semacam ini akan melibatkan beberapa peranan dari beberapa anggota organisasi yang tidak bisa tidak akan mempngaruhi proses pencapaian tujuan organisasi tersebut.
3. Konflik antar individu-individu dan kelompok-kelompok
Hal ini seringkali berhubungan dengan cara individu menghadapi tekanan-tekanan untuk mencapai konformitas, yang ditekankan kepada mereka oleh kelompok kerja mereka. Sebagai contoh dapat dikatakan bahwa seseorang individu dapat dihukum oleh kelompok kerjanya karena ia tidak dapat mencapai norma-norma produktivitas kelompok dimana ia berada.
4. Konflik antara kelompok dalam organisasi yang sama
Konflik ini merupakan tipe konflik yang banyak terjadi di dalam organisasi-organisasi. Konflik antar lini dan staf, pekerja dan pekerja – manajemen merupakan dua macam bidang konflik antar kelompok.
5. Konflik antara organisasi
Contoh seperti di bidang ekonomi dimana Amerika Serikat dan negara-negara lain dianggap sebagai bentuk konflik, dan konflik ini biasanya disebut dengan persaingan.Konflik ini berdasarkan pengalaman ternyata telah menyebabkan timbulnya pengembangan produk-produk baru, teknologi baru dan servis baru, harga lebih rendah dan pemanfaatan sumber daya secara lebih efisien.
D. Proses konflik
1. Tahap I Potensi Oposisi dan Ketidakcocokan
Kondisi yang menciptakan terjadinya konflik meskipun kondisi tersebut tidak mengarah langsung ke konflik. Kondisi ini antara lain disebabkan oleh :
a. Komunikasi yg kurang baik dalam organisasi shg menimbulkan
ketidaknyamanan antar anggota organisasi.
b. Struktur Tuntutan pekerjaan menyebabkan ketidaknyamanan antar anggota organisasi
c. Variabel Pribadi
Ketidaksukaan pribadi atas individu lain
2. Tahap II Kognisi dan Personalisasi
Apabila pada tahap I muncul kondisi yang negatif, maka pada tahap ini kondisi tersebut didefinisikan, sesuai persepsi pihak yang berkonflik.
a. Konflik yang dipersepsikan : kesadaran satu pihak atau lebih atas adanya konflik yang menciptakan peluang terjadinya konflik
b. Konflik yang dirasakan : keterlibatan emosional saat konflik yang menciptakan kecemasan, ketegangan, frustasi, atau kekerasan.
3. Tahap III Maksud
Keputusan u/ bertindak dgn cara tertentu
a. Persaingan : keinginan memuaskan kepentingan seseorang, tidak mempedulikan dampak pada pihak lain dalam konflik tsb.
b. Kolaborasi : situasi yg di dalamnya pihak2 yg berkonflik sepenuhnya saling memuaskan kepentingan semua pihak.
c. Penghindaran : keinginan menarik diri dari konflik
d. Akomodasi : kesediaan satu pihak dlm konflik u/ memperlakukan kepentingan pesaing di atas kepentingannya sendiri.
e. Kompromi : satu situasi yg di dalamnya masing2 pihak yg
berkonflik bersedia mengorbankan sesuatu.
4. Tahap IV Perilaku
Pada tahap ini konflik tampak nyata, mencakup pernyataan, tindakan dan reaksi yg dibuat pihak2 yg berkonflik.
5. Tahap V Hasil
Pada tahap ini konflik dapat ditentukan apakah merupakan Konflik Fungsional atau Konflik Disfungsional.
Bagan Proses Konflik
Tahap I Tahap II Tahap III Tahap IV Tahap V
Potensi Oposisi Kognisi dan Maksud Perilaku Hasil
Atau Personalisasi
Ketidakcocokan
Kondisi antensenden - Komunikasi - Struktur - Variabel pribadi |
penanganan konflik - Bersaing - Kerjasama - Berkompromi - Menghindari - akomodasi |
Konflik yg dirasakan |
Konflik terbuka - Perilaku pihak berkonflik - Reaksi orang lain |
Kelompok yg di persepsikan |
Kinerja kelompok menurun |
Kinerja kelompok meningkat |
E. Metode penyelesaian konflik
a. Accomodation (akomodasi)
Sikap mengikuti keinginan pihak lain dan meratakan perbedaan – perbedaab agar konflik lebih cepat selesai demi memperhatikan kerja sama.
b. Pressing (menekan)
Sikap tidak memiliki kecenderungan pada salah satu pihak. Dengan strategi ini seorang dapat mempengaruhi pendapat atau sikap orang lain.
c. Avoidance (menghindari)
Sikap menghindari terlebih dahulu dan kemudian masalah yang timbul di selesaikan dengan efektif pada saat setelah pihak yang terlibat menjadi tenang. Konflik yang terjadi tidak memiliki kekuatan secara sosial, ekonomi dan emosional.
d. Konfrontasi
Pihak yang berkonflik menyatukan pandangan mereka masing – masing secara langsung kepada pihak lain.
e. Konsensus
Pihak yang berkonflik bertemu untuk menemukan solusi
f. Penetapan tujuan – tujuan super ordinat
Jika tujuan tingkat yang lebih tinggi di setujui semua pihak juga mencakup tujuan yang lebih rendah dari pihak yang bertentangan tidak hanya menyelesaikan konflik,tetapi juga mebantu emperluat kerja sama kelompok.
F.Peran Pimpinan dalam Penyelesaian Konflik
1. Pemimpin perlu menganalisa jumlah dan tipe konflik yang terjadi dalam organisasi sehingga bisa fokus mengatasinya.
2. Manajer kesehatan seharusnya mengevaluasi setiap level konflik yang terjadi dan melihat apakah organisasinya kuat dalam mengahdapi konflik.
3. Ketika manajer terlibat konflik seharusnya berfikir eksplisit tentang sejauh mana perhatian mereka terhadap organisasi.Ini menjadi salah satu kunci untuk menentukan strategi pengelolaan konflik.
4. Dalam negosiasi,manajer perlu menentukan dan mengidentifikasi isu yang pasti akan dinegosiasikan.
5. Manajer seharusnya hati-hati menentukan apakah sikap dalam negosiasi telah memenuhi standar norma sebelum bernegosiasi.
6. Manajer seharusnya tidak terlalu tertekan dalam mempersiapkan sebuah negosiasi.
7. Jika seorang manajer melibatkan pihak ketiga dalam penanganan konflik mereka harus mengontrol proses dan hasil dari perdebatan/diskusi.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Konflik adalah ketidak sesuaian paham antara dua anggota atau lebih yang timbul karena fakta bahwa mereka harus membagi dalam mendapatkan sumber daya yang langka atau aktivitas pekerjaan atau karena fakta bahwa mereka memiliki status – status, tujuan – tujuan,nilai – nilai, atau persepsi yang berbeda
Konflik akan timbul bila terjadi ketidak harmonisan antara seseorang dalam suatu kelompok dan orang lain dari kelompok lain. Pada dasarnya konflik sesuatu yang wajar terjadi. Konflik akan selalu terjadi, karena manusia dalam suatu organisasi atau perusahaan masing-masing memiliki latar belakang keluarga dan pendidikan yang berbeda-beda. Kadang kala juga ada perbedaan kebiasaan atau pribadi yang kurang baik.
DAFTAR PUSTAKA
1. Satrianegara M fais, & siti saleha.2009.”Buku Aajar Organisasi Dan Manajemen Pelayanan Kesehatan Serta Kebidanan”. Jakarta.salemba medika.
2. Swanburg,Russel C.2000.”Pengantar Kepemimpinan dan Manajemen Keperawatan”.Jakarta:EGC
3. Suarli,Yanyan.”Manajemen Keperawatan dengan Pendekatan Praktis”.Jakarta:Erlangga
4. http://rinoan.staff.uns.ac.id/files/2009/06/konflik-negosiasi-v-1.pdf
Konflik dimanapun pasti ada,namun telah kita ketahui bersama bahwa dalam sistem manajemen tujuan kita adalah satu...
BalasHapusDg adanya konflik,kita akan berupaya bagaimana cara penyelesaiannya sehingga tujuan dapat dicapai.
SRI MUJIYANTI (1O9.181)
BalasHapusSaya mau bertanya ya,,,,,
menurut kelompok anda apa dampak positif dan negatif dari terjadinya konflik tersebut?????
terimakasih
Weny Septianingrum
BalasHapusSK.109.206
Saya mau bertanya kepada kelompok anda
Dari strategi penyelesaian konflik menurut kelompok anda strategi apa yang paling tepat untuk penyelesaian konflik????
terima kasih,,,,
Yuni Chania
BalasHapusSK.109.213
Bagaimana peran pemimpin jika terjadi adanya konflik dalam lingkungan kerja tersebut????
terima kasih...
sri bidayati
BalasHapussk 109.180
saya mau bertanya,
jika terjadi konflik dalam kelompok itu sendiri (konflik intrakelompok),stategi apa yang sesuai dalam menyelesaikan konflik tersebut?? dan alasan apa yang mendasari anda menggunakan stategi tebut?
terima kasih.
Tri wulan (sk.109.195),,ingin bertanya kepada kelompok,
BalasHapusmenurut kelompok anda,, apabila anda menjadi seorang pemimpin, anda menemukan pasien yang komplen ke Rs karena pelayanannya kurang baik.
nah yang ingin saya tanyakan bagaimana anda sebagai seorang pemimpin dalam menyelesaikan konflik tersebut??? jelaskan ,
trimakasihh,,, :)
siti mutmainah (sk.109174)
BalasHapusakan menjawab pertanyaan sri mujiyanti
Dampak Positif Konflik (Menurut Wijono (1993:3)
1. Meningkatnya ketertiban dan kedisiplinan dalam menggunakan waktu bekerja, seperti hampir tidak pernah ada karyawan yang absen tanpa alasan yang jelas.dll
2. Meningkatnya hubungan kerjasama yang produktif.
3. Meningkatnya motivasi kerja untuk melakukan kompetisi secara sehat antar pribadi maupun antar kelompok dalam organisasi, seperti terlihat dalam upaya peningkatan prestasi kerja, tanggung jawab
4. Semakin berkurangnya tekanan-tekanan, intrik-intrik yang dapat membuat stress bahkan produktivitas kerja semakin meningkat.
5.Banyaknya karyawan yang dapat mengembangkan kariernya sesuai dengan potensinya melalui pelayanan pendidikan (education), pelatihan (training) dan konseling (counseling) dalam aspek kognitif, afektif dan psikomotorik.
Dampak Negatif Konflik(Wijono, 1993, p.2)
1. Meningkatkan jumlah absensi karyawan dan seringnya karyawan mangkir pada waktu jam-jam kerja berlangsung seperti misalnya ngobrol berjam-jam sambil mendengarkan sandiwara radio.dll
2. Banyak karyawan yang mengeluh karena sikap atau perilaku teman kerjanya yang dirasakan kurang adil dalam membagi tugas dan tanggung jawab.
3.Banyak karyawan yang sakit-sakitan, sulit untuk konsentrasi dalam pekerjaannya, muncul perasaan-perasaan kurang aman dll.
4.Seringnya karyawan melakukan mekanisme pertahanan diri bila memperoleh teguran dari atasan, misalnya mengadakan sabotase terhadap jalannya produksi dll.
siti mutmainah (sk.109174)
BalasHapusmenjawab pertanyaan yuni chania.
peran pemimpin jika terjdi adannya konflik dlam lingkup kerjanya yaitu memberhentikan konflik itu,dan menangani konflik dg efektif.
menangani konflik dg efektif (menurut: http://library.usu.ac.id/download/fkm/fkm-juanita3.pdf)yaitu :
1.Identifikasi sumber konflik
sehingga sasaran penanganannya lebih terarah
kepada sebab konflik.
2.Mengevaluasi pihak-pihak yang terlibat.
3.Mengetahui pilihan penyelesaian atau penanganan konflik yang ada dan memilih
yang tepat.
seperti menurut pemaparan Spiegel (1994) menjelaskan ada lima tindakan yang dapat kita lakukan dalam penyelesainnya konflik :
1. Berkompetisi
Tindakan ini dilakukan jika kita mencoba memaksakan kepentingan sendiri di
atas kepentingan pihak lain.
2.Menghindari konflik
Tindakan ini dilakukan jika salah satu pihak menghindari dari situsasi
tersebut secara fisik ataupun psikologis.
3.Akomodasi
Yaitu jika kita mengalah dan mengorbankan beberapa kepentingan sendiri
agar pihak lain mendapat keuntungan dari situasi konflik itu.
4.Kompromi
indakan ini dapat dilakukan jika ke dua belah pihak merasa bahwa kedua hal
tersebut sama –sama penting dan hubungan baik menjadi yang uatama.
5.Berkolaborasi
Menciptakan situasi menang-menag dengan saling bekerja sama.
siti chaeriyah sk.109.170
BalasHapusmaw tanya nie......
apa aja sih konflik2 yang sering terjadi di rumah sakit dan cara penyelesaiannya dengan apa tolong jelaskan???
terima kasih kutunggu jawabannya teman2 ?
sigit palgunanto(sk.109.168)
BalasHapusmenurut kelompok anda konflik yang tidak bisa diselesaikan?????
siti marchamatun sk 109.172
BalasHapusbagimana cara mencegah terjadinya suatu konflik dalam kelompok ????
suswanti...kelompok 5,
BalasHapusmenurut anda apakah dalam setiap penyelesaian konflik itu membutuhkan orang lain/orang ketiga.jekaskan..
siti mutmainah (sk.109174)
BalasHapusmenjawab pertanyaan suswanti trima kasih atas pertanyaannya...????
menurut saya tidak semua konflik membutuhkan penyelesaian pihak ketiga,kita lihat dahulu konfliknya sperti apa, kalau memang konfliknya tetap belum bisa di selesaikan dan masih berkonflik baru kita melibatkan pihak ketiga biar ada yang menegahi dan mencari solusi dari permasalahan tersebut,
siti mutmainah (sk.109174)
BalasHapusmenjawab peranyaan marchamatun,,,
cara mencegah terjadinya konflik,menurut saya itu yang penting:
1.berkomunikasi : jika dalam suatu kelompok tidak ada komunikasi pasti kerjasama dalam tim tidak akan berhasil dalam mencapai tujuan kelompok tsb.
2. menyadari akan dirinya masing - masing: kita menyadari kenapa harus berkonflik kalau memang ada masalah kita selesaikan secara baik - baik dan dg kekeluargaan,
3. tujuan kita dalam kelompok tersebut: tujuan kita dalam kelompok kita, yaitu pastinya agar kelompok kita atau organisasinya itu bisa berkembang dan tujuan yg di inginkan itu tercapai, dan jika dalam kelompok itu berkonflik pasti tujuannya tidak akan terselaikan bahkan terbengkala karena adannya konflik itu.
4. saling menghargai satu sama lain biar tidak terjadi konflik
SAYA TRI HESTI OKTAVIANI SK 109.193 akan bertanya apa saja sih strategi penyeleseian konflik, dan berikan contohnya masing-masing makasih....
BalasHapusArtikel Baguss....
BalasHapusKonflik terutama dalam organisasi tidak bisa dihindari, namun tidak semua konflik itu buruk, ada kalanya konflik mampu menghasilkan solusi terbaik dari sekian banyak perbedaan pendapat.
Sekedar ingin berbagi, barangkali bisa sedikit menambah artikel mengenai manajemen konflik.
Klik --> Makalah Manajemen Konflik